

Kalau Tidak Menjadi Mahasiswa INSTIPER Tidak Terbayang Diskusi Dengan Menteri Pertanian RI
Alwi Sofyan, mahasiswa INSTIPER asal Riau, tidak pernah membayangkan bisa bertemu bahkan bisa menyampaikan gagasan pemikiran dan aspirasinya kepada Menteri Pertanian RI. Sebagai seorang anak buruh tani, tentunya dunia pertanian sudah menjadi kesehariannya. Semasa masih sekolah Alwi ikut membantu orang tuanya budidaya jagung, cabai, dan palawija. Bahkan saat harus berjuang untuk membiayai kuliahnya Alwi pun pernah menyewa lahan untuk menanam cabai.
Kesempatan untuk dapat berdisusi dengan Menteri Pertanian itu tiba karena Alwi berkesempatan mewakili BEM INSTIPER Yogyakarta yang diundang oleh Kementrian Pertanian bersama perwakilan dari 42 BEM perguruan tinggi di Indonesia pada acara Forum Diskusi Perguruan Tinggi untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan yang diselenggarakan pada Senin 24 Februari 2025.
Bertempat di Kantor Kementrian Pertanian RI, Menteri Pertanian RI Andi Amran mengajak puluhan mahasiswa dari berbagai universitas untuk berdialog dan juga untuk menyampaikan harapan dan aspirasi mereka tentang masa depan pertanian Indonesia.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berbicara tegas, penuh keyakinan, memaparkan strategi besar pemerintah dalam membangun pertanian nasional. Para mahasiswa yang mengikuti dialog menyinak dengan antusias paparan sembari memberikan beberapa pertanyaan tentang strategi pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan.
Pada sesi diskusi, Alwi mendapatkan kesempatan bertanya dan menyampaikan gagasan. Alwi menyampaikan bahwa untuk mewujudkan ketahanan pangan maka diperlukan kebijakan yang berpihak kepada petani. Ketahanan pangan bukan hanya tentang produksi, tetapi juga distribusi dan akses yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Dengan program swasembada pangan, lahan-lahan pertanian dioptimalkan, pupuk didistribusikan langsung, dan berbagai langkah lain diambil. Harapan kami, ke depan Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri dalam ketahanan pangan,” ujar Alwi.
Kisah hidup Alwi yang berusaha keras untuk mengenyam pendidikan tinggi bahkan hingga harus bekerja sebagai supir rental, bekerja di kebun MBKM milik kampus INSTIPER, serta ketertarikannya di dunia pertanian hingga meneliti penyakit tanaman cabai "Gemini" rupanya telah menyentuh hati Menteri Pertanian. Alwi diberi hadiah hand tractor untuk mengolah kebunnya.
"Kita kasih Alwi hand tractor untuk orang tuamu mengolah tanah, gunakan itu baik-baik karena itu uang negara. Alwi kamu calon pendekar, kamu akan sukses suatu hari nanti. Jangan gadaikan dirimu dan jangan pernah mau dibeli orang lain", pesan Menteri Pertanian kepada Alwi sembari merangkulnya.
Alwi menceritakan perjuangannya untuk dapat kuliah di INSTIPER Yogyakarta, "Awalnya saya ke Jogja untuk merantau berharap mendapatkan pekerjaan yang baik. Berbekal uang hasil menjual sapi saya terbang ke Jogja. Pada awalnya saya menjadi sopir rental kemudian saya di ajak teman untuk mendaftar kuliah di INSTIPER. Pada awal kuliah, orang tua saya tidak tahu kalau saya kuliah. Mereka tahu baru setelah tahun kedua tepatnya semester 3. Karena uang saya sudah habis dan tidak ada uang untuk membayar SPP. Di situ mereka kaget sekali, karena saya bisa membayar kuliah dari hasil kerja saya. Saya berjuang untuk kuliah karena ingin membanggakan kedua orang tua dan mewujudkan keinginan mereka untuk anaknya menjadi sarjana".
"Tidak pernah terbayangkan sekalipun saya, Alwi Sofyan seorang anak buruh tani bisa berdiskusi bahkan dirangkul oleh Menteri Pertanian RI. Jika tidak kuliah di INSTIPER mungkin ini tidak akan pernah terjadi", terang Alwi yang merupakan staff Kajian Stategis dan Advokasi BEM Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta.