INSTIPER YOGYAKARTA KENALKAN BERBAGAI KOMODITAS HINGGA PEMANFAATAN TEKNOLOGI DI BIDANG PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN PADA MAHASISWA BARU
Orientasi mahasiswa baru biasanya diisi dengan kegiatan memperkenalkan fasilitas kampus dan sistem pembelajaran di pendidikan tinggi atau dijadikan masa adaptasi dan transisi dari pendidikan di SMA ke lingkungan kampus. Namun, kegiatan orientasi mahasiswa baru bagi mahasiswa INSTIPER Yogyakarta tidak hanya sebatas pengenalan kampus saja karena mahasiswa juga dikenalkan dengan kenal kebun yang merupakan gambaran nyata apa yang akan dipelajari selama kuliah di INSTIPER sekaligus sebagai gambaran dunia kerja yang akan dihadapi saat lulus kelak.
OKKABUN, orientasi kenal kampus dan kenal kebun, merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa baru INSTIPER Yogyakarta. Sebanyak 840 orang mahasiswa baru INSTIPER TA 2025/2026 mengikuti kegiatan tersebut sejak 29 Agustus sampai 8 September 2025.
Kegiatan OKKABUN dimulai dengan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan mahasiswa baru. Hal ini dilakukan untuk screening awal kondisi mahasiswa dan mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan selama mahasiswa mengikuti OKKABUN. Hal ini bukan tanpa alasan karena selama mengikuti OKKABUN, mahasiswa juga akan mengikuti pelatihan kedisiplinan untuk membentuk sikap disiplin yang sangat diperlukan selama perkuliahan dan dunia kerja.
Kegiatan pengenalan lingkungan dan sistem pendidikan tinggi diselenggarakan di kampus INSTIPER. Kemudian dilanjutkan kegiatan kenal kebun yang dilakukan di SEAT Ungaran.
Dr. Adi Ruswanto selaku Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan yang juga merupakan Ketua Panitia OKKABUN menjelaskan, “Kegiatan OKKABUN mahasiswa baru INSTIPER juga dilaksanakan di SEAT yang merupakan kebun pendidikan yang memiliki berbagai komoditas perkebunan dan kehutanan. Melalui kegiatan OKKABUN, mahasiswa dikenalkan berbagai komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, kopi, karet, kakao, teh. Dikenalkan juga berbagai komoditas kehutanan seperti jati, jabon, dan sengon. Serta dikenalkan komoditas hortikultura. Hal ini dikarenakan belum tentu setiap mahasiswa baru pernah melihat secara langsung pohon-pohon tersebut. Melalui OKKABUN mahasiswa belajar dengan teknik kinestetik yaitu melalui pengalaman langsung untuk mendapatkan pengetahuan. Mahasiswa jadi bisa memahami bagaimana bentuk pohonnya, bagaimana cara budidayanya, apa yang akan dipanen dari komoditas tersebut. Dengan demikian mahasiswa menjadi siap menerima informasi lebih dalam dan berdiskusi dengan dosen di perkuliahan”.
Selama mengikuti OKKABUN di SEAT, mahasiswa baru juga dikenalkan dengan teknologi dan mekanisasi yang dimanfaatkan dalam proses budidaya dan pengolahan pasca panen, sehingga mahasiswa mulai diajak berfikir kritis untuk meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai produktivitas yang optimal.
“Pada rangkaian acara OKKABUN tahun ini dilaksanakan gelar teknologi. Mahasiswa dikenalkan pemanfaatan crane grabber dan transporter sebagai bentuk mekanisasi dalam proses evakuasi tandan buah kelapa sawit. Mahasiswa juga diperkenalkan dengan truk cerdas yang merupakan prototipe hasil grant riset kelapa sawit dosen INSTIPER yang dibiayai BPDP. Selain itu mahasiswa juga diperkenalkan pemanfaatan drone untuk monitoring dan evaluasi di perkebunan dan hutan tanaman industri serta drone spraying yang dapat digunakan untuk pemupukan atau pengendalian hama”, jelas Betti Yuniasih, M.Sc. selaku Kepala Bagian Hubungan Masyarakat INSTIPER.
Kegiatan OKKABUN juga bertujuan untuk melatih kerja tim antar mahasiswa baru. Tugas-tugas yang diberikan oleh fasilitator yang merupakan dosen di lingkungan INSTIPER harus dikerjakan secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari fakultas dan program studi yang berbeda, hal ini bertujuan untuk meningkatkan keakraban antar mahasiswa juga untuk belajar menyelesaikan suatu pekerjaan dengan bekerjasama dan dari banyak sudut pandang.
840 orang mahasiswa baru TA 2025/2026 berasal dari 26 provinsi di Indonesia. Mahasiswa tersebut merupakan generasi Z yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Kemudahan dalam hidup sudah dinikmati sejak mereka lahir, orang tua yang selalu memberikan fasilitas pada anaknya juga membentuk karakter dari Gen Z. Kondisi tersebut berubah setelah menjadi mahasiswa karena mereka harus mulai hidup mandiri dan jauh dari orang tua selama kuliah di INSTIPER.
Dr. Adi Ruswanto menambahkan, “Selama mengikuti OKKABUN di kebun SEAT mahasiswa bermalam atau camping menggunakan tenda yang dibangun bersama-sama oleh anggota kelompok. Jadi setiap orang harus berkontribusi dan bekerjasama jika mau istirahat di bawah tenda. Hal ini mengajarkan kepada mahasiswa perlunya kerja keras dan berproses untuk memperoleh hal yang diinginkan”.
Pada kegiatan OKKABUN ini Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian RI, Ir. Baginda Siagian, M.Si, berkesempatan meninjau kegiatan OKKABUN. Dalam sambutannya beliau menyampaikan, “Selamat bagi mahasiswa baru INSTIPER Yogyakarta karena diterima di perguruan tinggi di bidang perkebunan yang paling bagus di Indonesia. Pada saat ini kita semua memiliki tantangan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit terutama di perkebunan sawit rakyat. Pada saat ini produktivitas baru mencapai 3,3 ton/Ha dan masih punya peluang ditingkatkan sampai 5-6 ton/Ha. Oleh karena itu saya juga berpesan kepada para pendidik di INSTIPER untuk bisa memberikan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni sehingga mahasiswa INSTIPER nantinya dapat menjadi pejuang baru yang tangguh pada pembangunan kelapa sawit ke depan”.
Selain itu Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Setyabudi Indartono,MM., Ph.D. menyampaikan, “INSTIPER Yogyakarta merupakan satu-satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta yang memiliki instalasi yang lengkap. Tidak hanya kampus saja, namun juga memiliki kebun yang bisa digunakan untuk sarana edukasi bagi mahasiswa yang semakin berdampak. Selain itu kolaborasi dengan berbagai stakeholder di bidang industri akan memastikan alumninya dapat berkerja tanpa menunggu lama. Hal ini merupakan bentuk nyata sinergi perguruan tinggi dengan mitra menuju Diktisaintek berdampak untuk masyarakat”.
“Saya berharap, INSTIPER yang fokus pada kelapa sawit dapat menjadi akselerator hilirisasi industri prioritas yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Bapak Prabowo Subianto”, pungkasnya.
Pengalaman susah dan senang bersama selama mengikuti OKKABUN diharapkan melatih mahasiswa berfikir kritis, disiplin, kerjasama tim, dan menjadi problem solver. Dengan demikian mahasiswa siap untuk memasuki dunia perkuliahan dan sampai akhirnya nanti mahasiswa siap memasuki dunia usaha dan dunia industri sesuai kompetensi yang telah dipelajari di perkuliahan.
